Selama di Bali di dalam bis kami yang di pandu oleh pemandu wisata yang bernama Wiwik. Di dalam bahasa bali apabila kita memanggil mbak Wiwik yang benar itu mbok Wiwik, karena (mbok) tersebut yang memiliki arti sama dengan (mbak). Mbok Wiwik sudah banyak memberikan penjelasan tentang yang ada di bali, penjelasannya yaitu tentang ( panggilan anak, arti urutan anak, serta kasta ). Nama-nama yang digunakan oleh orang Bali yaitu Putu, Wayan, Ketut, Made, Nyoman. Selain itu terdapat urutan anak, misalnya :
- I Wayan Durma (Laki-Laki)
- Ni Made Suasti (Perempuan)
- I Gusti Ngurah Jelantik (Laki-Laki)
- Ni Gusti Ayu Jelantik (Perempuan)
- Ida Bagus Putu Manuaba (Laki-Laki) kadang disingkat "IB Putu Manuaba"
- Ida Ayu Komang Sawitri (Perempuan)
Ida Ayu dalam panggilan keseharian biasanya disingkat menjadi "Dayu"
- Anak Agung Raka Sidan (Laki-Laki)
- Anak Agung Ayu Maharani (Perempuan)
- Anak Agung Istri Pemayun (Perempuan)
- Cokorda Raka Drana (Laki-Laki) keseharian disingkat menjadi Cok. Raka Drana
- Cokorda Istri Dewi (Perempuan) keseharian disingkat menjadi Cok Istri Dewi
- Ngakan Putu Suardika (laki-laki)
- Dewa Putu Suardika (laki-laki)
- Dewa Ayu Komang Sulastri (perempuan)
Penjelasan selanjutnya yaitu
* Upacara ngaben*
Masyarakat Hindu di Bali mempercayai bahwa kematian bukanlah suatu yang harus ditangisi, sehingga dalam acara Ngaben biasanya sanak saudara akan bersuka cita karena jenazah akan menjalani reinkarnasi dan menemukan peristirahatan yang terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).
# Tanah Lot #
Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya,yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat.Beliau menyebarkan agama Hindu sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali.Suatuketika pada saat beliau menjalankan tugasnya,beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan beliau mengikutinya sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air.Tidak jauh dari tempat itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “Gili Beo”(Gili artinya Batu Karang dan Beo artinya Burung) jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung.Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut.
Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban,dimana di desa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut “Bendesa Beraban Sakti”.Sebelumnya masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme(percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin yang menjadi utusan Tuhan sperti Nabi)dalam waktu yang singkat banyak masyarakat Desa Beraban ini mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat Bendesa Beraban Sakti sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Bhagawan suci ini.
Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Dhang Hyang Nirarta,beliau melindungi diri dari serangan Bendesa Baraban dengan memindahkan batu karang besar tempat beliau bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut.Kemudian beliau memberi nama tempat itu “Tanah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut.
Akhirnya Bendesa Beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dang Hyang Nirarta,dan akhirnya Bendesa Beraban menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran Agama Hindu kepada penduduk setempat.Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban yang dikenal dengan nama “Keris Jaramenara atau Keris Ki Baru Gajah”.Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan di upacarai setiap hari raya Kuningan.Dan upacara tersebut di adakan di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali,yakni pada “Buda Wage Lengkir”sesuai dengan penanggalan Kalender Bali.
# Ular Suci #
Ular Suci pura tanah lot ini berwarna belang hitam putih layaknya zebra. Warga sekitar menyebut warna itu dengan sebutan warna poleng yakni perpaduan antara warna hitam dan putih. Selain pada ular suci wisatawan juga mengunjungi gua mata air tawar, Disana oleh penjaga wisatawan diperbolehkan untuk membasuh muka maupun tangan bahkan wisatawan juga dapat meminum mata air tawar tersebut. Yang menjadi menakjubkan adalah dimana mata air tawar ini muncul di deburan ombak laut yang asin. Ketika mata air ini diminum tidak terasa asin sama sekali malahan rasa segar yang didapatkan.
Konon katanya, jika kita meminum air dari mata air ini sambil mengucapkan doa, maka doa anda akan terkabul. Selain itu banyak wisatawan dari warga non hindu yang berdatangan ke tempat ini.Mereka meyakini bahwa air dari mata air ini dapat menyembuhkan berbagai macampenyakit dan apabila ada pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan meminum air dari mata air ini maka sang istri akan di berikan kesuburan dan akan segera memiliki momongan.
Legenda atau asal-usul dari mana ular suci ini berasal menurut penuturan masyarakat sekitar adalah dari selendang Danghyang Niratha, Sosok yang paling berpengaruh dalam penyebaran agama hindu di Bali. Konon untuk melindungi pura tanah lot yang ia bangun, dengan kesaktiannya ia merubah selendangnya menjadi ular-ular yang sangat berbisa. Bahkan katanya bisa dari ular-ular itu empat kali lebih berbisa dari pada ular kobra.
# Tol diatas laut #
Tol Bali Mandara adalah nama jalan tol pertama yang ada di Bali atau malah sebagai jalan Tol terapung pertama di Indonesia. Membentang sepanjang 12,7 km diatas laut, jalan tol ini terbilang unik dibanding jalan tol yang ada di Indonesia karena satu-satunya tol yang ada jalur sepeda motornya di ruas sisi kiri dan kanan. Panjang jalan tol di Bali ini hampir sama dengan Penang Bridge di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5 km, atau Union Bridge sepanjang 12,9 km di Kanada.
Jalan Tol Bali Mandara menghubungkan antara Benoa, Ngurah Rai Tuban, dan Nusa Dua. Berikut adalah penampakan jalan Tol terapungnya.
Berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 507/KPTS/M/2015.
Fakta 1 —> 100% buatan Indonesia
Kenapa? Karena Konstruksi jalan tol ini dibuat oleh konsorsium BUMN dan BUMD Bali. Tak hanya itu, jalan tol sepanjang 12,7 km dan menghabiskan dana 2,4 trilyun ini juga dibiayai oleh sindikasi bank BUMN dan Jasa Marga, tidak melibatkan APBN sama sekali. Juga, material dan teknologi seluruhnya merupakan karya anak bangsa. Mantap bukan…
Fakta 2 —> Pembuatannya sangat singkat
Jalan tol ini mulai dikonstruksi sekitar bulan Maret 2012 dan selesai sekitar bulan Mei 2013. Terhitung cepat untuk pengerjaan tol di atas laut tersebut. Tak banyak lahan yang harus dibebaskan karena sebagian besar tol ini menggantung di atas laut. Hanya saja, ada beberapa lahan mangrove yang tergerus pada masa konstruksi, meski demikian sebanyak 16.000 pohon mangrove kembali ditanam setelah konstruksi selesai.
Fakta 3 —> Ternyata sebelumnya bukan bernama Bali Mandara
Awalnya, jalan tol ini dikenal dengan tol atas laut Bali. Orang pun ada yang menyebutnya jalan tol Nusa Dua-Nugrah Rai-Benoa karena menghubungkan ketiga daerah tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusukan 2 nama untuk tol tersebut ke Presiden SBY. Dua nama itu adalah Soekarno Hatta dan Bali Mandara.
Fakta 4 —> Ada jalur sepeda motornya
Ini merupakan jalan di atas laut pertama yang memiliki jalur khusus motor. Motor disediakan jalur khusus sebelah kiri – kanan bahu jalan dan dikenakan tarif Rp 4.000 sekali masuk. Kecepatan motor yang melaju di tol ini ditetapkan 25 km/jam – 40 km/jam.
Fakta 5 —> Dipasang CCTV dan alat pemantau angin selama 24 jam
Karena dibangun di atas perairan, tol ini riskan terhadap besarnya kecepatan angin. Oleh karena itu, dipasanglah alat pengukur kecepatan angin di setiap gerbang tol (Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa). Jika kecepatan angin mencapai 40 km atau lebih, jalan tol ditutup sementara untuk menghindari resiko kecelakaan. Tak hanya itu, CCTV 24 jam siap memantau pergerakan kendaraan jika sewaktu-waktu ada kendaraan yang mogok. Jasa Marga pun menyediakan derek gratis.
# Pemotongan gigi #
Upacara potong gigi adalah lontar Kala Pati,kala tattwa,Semaradhana,dan sang Hyang Yama.dalam lontar kala Pati disebutkan bahwa potong gigi sebagai tanda perubahan status seseorang menjadi manusia sejati yaitu manusia yang berbudi dan suci sehingga kelak di kemudian hari bila meniggal dunia sang roh dapat bertemu dengan para leluhur di sorga Loka.Lontar Kala tattwa menyebutkan bahwa Bathara Kala sebagai putra Dewa Siwa dengan Dewi Uma tidak bisa bertemu dengan ayahnya di sorga sebelum taringnya
dipotong.Oleh karena itu, manusia hendaknya menuruti jejak Bathara kala agar rohnya dapat bertemu dengan roh leluhur di sorga.dalamlontar Semaradhana disebutkan bahwa Bethara Gana sebagai putra Dewa Siwa yang lain dapat mengalahkan raksasa NIlarudraka yang menyerang sorgaloka dengan menggunakan potongan taringnya.
Selain itu disebutkan bahwa Bethara Gana lahir dari Dewi Uma setelah Dewa Siwa dibangunkan Dari tapa semadhinya oleh Dewa Semara (Asmara) namun kemudian Dewa Siwa menghukum Dewa Semara bersama istrinya, Dewi Ratih,dengan membakarnya sampai menjadi abu.kemudian menyebarkan abu tersebut ke dunia dan mengutuk manusia agar tidak bisa hidup tanpa brepasangan (laki-perempuan) dalam suami istri.Dalam lontar Sang Hyang yama disebutkan bahwa upacara potong gigi boleh dilaksanakan bila naka sudah menginjak dewasa, ditandai dengan menstruasi untuk wanita dan suara yang membesar untuk pria.Biasanya hal ini muncul di kala usia 14 tahun.
- Anak pertama : Wayan atau Putu.
- Anak kedua : Made atau Kadek.
- Anak ketiga : Nyoman atau Komang.
- Anak keempat : Ketut.
- Anak kelima : Dimulai lagi dari Wayan/Putu dan seterusnya, namun ditambahkan dengan kata Balik atau Tagel dibelakang nama tersebut diatas.
- I Wayan Suardika (Laki- Laki anak Pertama).
- I Putu Gede (laki-laki Anak Pertama)
- Ni Made Suntri (perempuan anak kedua)
- Ni Kadek Suasti (Perempuan anak kedua)
- I Wayan Balik Sukrawan (laki-laki anak kelima)
- Awalan "I" dan "Ni" biasanya dipakai untuk klen "Pasek" dan "Gusti" atau para Ksatria yang menyembunyikan klennya di masa lampau demi keamanan para keturunan saat menghadapi perang. Awalan "I" dipakai untuk "Laki-Laki" sedangkan awalan "Ni" dipakai untuk "Perempuan"
- I Wayan Durma (Laki-Laki)
- Ni Made Suasti (Perempuan)
- I Gusti Ngurah Jelantik (Laki-Laki)
- Ni Gusti Ayu Jelantik (Perempuan)
- Awalan "Ida Bagus" dan "Ida Ayu" digunakan untuk awalan nama bagi klen "Brahmana". "Ida Bagus" untuk "Laki-Laki" sedangkan "Ida Ayu" untuk "Perempuan".
- Ida Bagus Putu Manuaba (Laki-Laki) kadang disingkat "IB Putu Manuaba"
- Ida Ayu Komang Sawitri (Perempuan)
Ida Ayu dalam panggilan keseharian biasanya disingkat menjadi "Dayu"
- Awalan "Anak Agung" dan "Anak Agung Ayu" digunakan untuk klen Ksatria atau Keturunan Raja. "Anak Agung" untuk "Laki-Laki" sedangkan "Anak Agung Ayu" untuk Perempuan namun ada juga yang memakai "Anak Agung Istri" untuk "Perempuan"
- Anak Agung Raka Sidan (Laki-Laki)
- Anak Agung Ayu Maharani (Perempuan)
- Anak Agung Istri Pemayun (Perempuan)
- Awalan "Cokorda" dan "Cokorda Istri" dipakai untuk Klen Ksatria atau Keturunan Raja. "Cokorda" dipakai untuk Laki-Laki sedangkan "Cokorda Istri" dipakai untuk Perempuan.
- Cokorda Raka Drana (Laki-Laki) keseharian disingkat menjadi Cok. Raka Drana
- Cokorda Istri Dewi (Perempuan) keseharian disingkat menjadi Cok Istri Dewi
- Awalan "Ngakan/Dewa" dan "Dewa Ayu" dipakai untuk Klen Dewa atau Ngakan hampir setingkat dengan Klen Gusti. "Ngakan/Dewa" dipakai untuk Laki-Laki sedangkan "Dewa Ayu" dipakai untuk Perempuan.
- Ngakan Putu Suardika (laki-laki)
- Dewa Putu Suardika (laki-laki)
- Dewa Ayu Komang Sulastri (perempuan)
Penjelasan selanjutnya yaitu
* Upacara ngaben*
Masyarakat Hindu di Bali mempercayai bahwa kematian bukanlah suatu yang harus ditangisi, sehingga dalam acara Ngaben biasanya sanak saudara akan bersuka cita karena jenazah akan menjalani reinkarnasi dan menemukan peristirahatan yang terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).
Ngaben merupakan ritual yang harus dilaksanakan ketika salah satu sanak-saudara meninggal, sebagai rasa penghormatan dan kasih sayang dari mereka yang ditinggalkan. Jenazah diletakkan di peti-peti mati dan akan dimasukan dalam sarcophagus, sebuah lembu atau dalam wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas.
Kemudian seorang pendeta atau dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa. Lembu dibakar sampai menjadi abu. Api tersebut dipercaya bisa membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi. Abu pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian di larungkan/dihayutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Upacara Ngaben, memang tidak serta merta langsung dilaksanakan ketika ada orang meninggal. Ini menyangkut status sosial keluarga yang ditinggalkan. Biasanya untuk kasta tinggi, Ngaben akan dilaksanakan tiga hari usai meninggalnya si jenazah. untuk sementara waktu jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik kemudian dilakukan kremasi.
Namun bagi mereka yang berkasta rendah, ngaben baru akan dilakukan secara massal setelah jenazah dikuburkan terlebih dahulu. Biasanya kremasi kelompok dengan warga satu kampung dan menunggu sampai biaya terkumpul. Pasalnya upacara ngaben membutuhkan biaya yang besar.
Biasanya, penetapan hari pelaksanaan akan dikonsultasikan oleh keluarga dengan pendeta atau dari kasta Brahmana. Sambil menunggu hari baik, biasanya pihak keluarga dan dibantu masyarakat beramai ramai melakukan Persiapan tempat mayat ( bade/keranda ) dan replica berbentuk lembu yang terbuat dari bambu, kayu, kertas warna-warni, yang nantinya untuk tempat pembakaran mayat tersebut.
Pagi harinya pelaksanaan, seluruh keluarga dan masyarakat akan berkumpul. Sementara itu mayat terlebih dahulu dibersihkan/dimandikan dan tetap dipimpin oleh seorang Pendeta atau orang dari golongan kasta Bramana. Mayat kemudian dirias dengan mengenakan pakaian baju adat Bali. Kemudian seluruh keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dan diiringi doa agar arwah memperoleh kedamaian dan berada di tempat yang lebih baik.
Mayat tersebut diletakan di dalam “Bade/keranda” lalu di usung secara beramai-ramai, seluruh anggota keluarga dan masyarakat berbaris di depan “Bade/keranda”. Selama dalam perjalanan menuju tempat upacara tersebut, bila terdapat persimpangan atau pertigaan, Bade/keranda akan diputar putar sebanyak tiga kali, ini dipercaya agar si arwah bingung dan tidak kembali lagi ,dalam pelepasan jenazah tidak ada isak tangis, tidak baik untuk jenazah tersebut, seakan tidak rela atas kepergiannya. Arak arakan yang menghantar kepergian jenazah diiringi bunyi gamelan,kidung suci. Pada sisi depan dan belakang Bade/keranda yang di usung terdapat kain putih yang mempunyai makna sebagai jembatan penghubung bagi sang arwah untuk dapat sampai ketempat asalnya.
Keluarga yang ditinggalkan dipercaya dapat membebaskan roh/arwah jenazah dari perbuatan perbuatan yang pernah dilakukan dunia dan menghantarkannya menuju surga abadi dan kembali berenkarnasi lagi dalam wujud yang berbeda.
Bagi masyarakat yang mampu dan berkasta tinggi, ngaben biasanya dilaksanakan seminggu atau 3 hari setelah kematian. Namun bagi masyarakat biasa dan menengah ke bawah, ngaben biasanya dilakukan secara berkelompok (massal) setelah setahun atau bahkan setelah lima tahun kematian. Hal itu terjadi karena upacara ngaben menghabiskan biaya yang mahal berkisar 100-500 juta, tergantung tingkatan upacaranya, apakah nista, madya ataupun utama. Bahkan ada juga yang menghabiskan dana 1 miliar lebih.
Bagi masyarakat mampu dan berkasta tinggi, ngaben biasanya dilaksanakan seminggu atau 3 hari setelah kematian. Namun bagi masyarakat biasa dan menengah ke bawah, ngaben biasanya dilaksanakan secara berkelompok (massal) setelah setahun atau bahkan setelah lima tahun kematian. Hal itu terjadi karena upacara “ngaben” menghabiskan biaya yang mahal, berkisar 100 - 500 juta, tergantung tingkatan upacaranya, apakah nista, madya ataupun utama. Bahkan ada menghabiskan dana 1 miliar lebih.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
Bagi masyarakat mampu dan berkasta tinggi, ngaben biasanya dilaksanakan seminggu atau 3 hari setelah kematian. Namun bagi masyarakat biasa dan menengah ke bawah, ngaben biasanya dilaksanakan secara berkelompok (massal) setelah setahun atau bahkan setelah lima tahun kematian. Hal itu terjadi karena upacara “ngaben” menghabiskan biaya yang mahal, berkisar 100 - 500 juta, tergantung tingkatan upacaranya, apakah nista, madya ataupun utama. Bahkan ada menghabiskan dana 1 miliar lebih.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
Bagi masyarakat mampu dan berkasta tinggi, ngaben biasanya dilaksanakan seminggu atau 3 hari setelah kematian. Namun bagi masyarakat biasa dan menengah ke bawah, ngaben biasanya dilaksanakan secara berkelompok (massal) setelah setahun atau bahkan setelah lima tahun kematian. Hal itu terjadi karena upacara “ngaben” menghabiskan biaya yang mahal, berkisar 100 - 500 juta, tergantung tingkatan upacaranya, apakah nista, madya ataupun utama. Bahkan ada menghabiskan dana 1 miliar lebih.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/rahasia-ngaben_55300a346ea834ac108b45c3
# Tanah lot Pada masa Kerajaan Majapahit ada seseorang Bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang Nirarta.Beliau dikenal sebagai Tokoh penyebaran ajaran Agama Hindu dengan nama “Dharma Yatra “.Di Lombok beliau dikenal dengan nama “Tuan Semeru” atau guru dari Semeru (sebuah nama Gunung di Jawa Timur).
# Tanah Lot #
Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya,yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat.Beliau menyebarkan agama Hindu sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali.Suatuketika pada saat beliau menjalankan tugasnya,beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan beliau mengikutinya sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air.Tidak jauh dari tempat itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “Gili Beo”(Gili artinya Batu Karang dan Beo artinya Burung) jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung.Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut.
Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban,dimana di desa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut “Bendesa Beraban Sakti”.Sebelumnya masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme(percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin yang menjadi utusan Tuhan sperti Nabi)dalam waktu yang singkat banyak masyarakat Desa Beraban ini mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat Bendesa Beraban Sakti sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Bhagawan suci ini.
Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Dhang Hyang Nirarta,beliau melindungi diri dari serangan Bendesa Baraban dengan memindahkan batu karang besar tempat beliau bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut.Kemudian beliau memberi nama tempat itu “Tanah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut.
Akhirnya Bendesa Beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dang Hyang Nirarta,dan akhirnya Bendesa Beraban menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran Agama Hindu kepada penduduk setempat.Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban yang dikenal dengan nama “Keris Jaramenara atau Keris Ki Baru Gajah”.Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan di upacarai setiap hari raya Kuningan.Dan upacara tersebut di adakan di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali,yakni pada “Buda Wage Lengkir”sesuai dengan penanggalan Kalender Bali.
# Ular Suci #
Ular Suci pura tanah lot ini berwarna belang hitam putih layaknya zebra. Warga sekitar menyebut warna itu dengan sebutan warna poleng yakni perpaduan antara warna hitam dan putih. Selain pada ular suci wisatawan juga mengunjungi gua mata air tawar, Disana oleh penjaga wisatawan diperbolehkan untuk membasuh muka maupun tangan bahkan wisatawan juga dapat meminum mata air tawar tersebut. Yang menjadi menakjubkan adalah dimana mata air tawar ini muncul di deburan ombak laut yang asin. Ketika mata air ini diminum tidak terasa asin sama sekali malahan rasa segar yang didapatkan.
Konon katanya, jika kita meminum air dari mata air ini sambil mengucapkan doa, maka doa anda akan terkabul. Selain itu banyak wisatawan dari warga non hindu yang berdatangan ke tempat ini.Mereka meyakini bahwa air dari mata air ini dapat menyembuhkan berbagai macampenyakit dan apabila ada pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan meminum air dari mata air ini maka sang istri akan di berikan kesuburan dan akan segera memiliki momongan.
Legenda atau asal-usul dari mana ular suci ini berasal menurut penuturan masyarakat sekitar adalah dari selendang Danghyang Niratha, Sosok yang paling berpengaruh dalam penyebaran agama hindu di Bali. Konon untuk melindungi pura tanah lot yang ia bangun, dengan kesaktiannya ia merubah selendangnya menjadi ular-ular yang sangat berbisa. Bahkan katanya bisa dari ular-ular itu empat kali lebih berbisa dari pada ular kobra.
# Tol diatas laut #
Tol Bali Mandara adalah nama jalan tol pertama yang ada di Bali atau malah sebagai jalan Tol terapung pertama di Indonesia. Membentang sepanjang 12,7 km diatas laut, jalan tol ini terbilang unik dibanding jalan tol yang ada di Indonesia karena satu-satunya tol yang ada jalur sepeda motornya di ruas sisi kiri dan kanan. Panjang jalan tol di Bali ini hampir sama dengan Penang Bridge di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5 km, atau Union Bridge sepanjang 12,9 km di Kanada.
Jalan Tol Bali Mandara menghubungkan antara Benoa, Ngurah Rai Tuban, dan Nusa Dua. Berikut adalah penampakan jalan Tol terapungnya.
Berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 507/KPTS/M/2015.
- Golongan I = Rp11 ribu – seperti kendaraan sedan, jip, pick up, truk kecil dan bus
- Golongan II = Rp16.500 – seperti truk dengan dua gandar
- Golongan III = Rp22 ribu – seperti Truk dengan tiga gandar
- Golongan IV = Rp27.500 – seperti truk dengan empat gandar
- Golongan V = Rp33 ribu – seperti truk dengan lima gandar
- Golongan VI = Rp4.500 – yakni kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor
- Sistem cash
- Kartu e-tol Bank Mandiri
Fakta 1 —> 100% buatan Indonesia
Kenapa? Karena Konstruksi jalan tol ini dibuat oleh konsorsium BUMN dan BUMD Bali. Tak hanya itu, jalan tol sepanjang 12,7 km dan menghabiskan dana 2,4 trilyun ini juga dibiayai oleh sindikasi bank BUMN dan Jasa Marga, tidak melibatkan APBN sama sekali. Juga, material dan teknologi seluruhnya merupakan karya anak bangsa. Mantap bukan…
Fakta 2 —> Pembuatannya sangat singkat
Jalan tol ini mulai dikonstruksi sekitar bulan Maret 2012 dan selesai sekitar bulan Mei 2013. Terhitung cepat untuk pengerjaan tol di atas laut tersebut. Tak banyak lahan yang harus dibebaskan karena sebagian besar tol ini menggantung di atas laut. Hanya saja, ada beberapa lahan mangrove yang tergerus pada masa konstruksi, meski demikian sebanyak 16.000 pohon mangrove kembali ditanam setelah konstruksi selesai.
Fakta 3 —> Ternyata sebelumnya bukan bernama Bali Mandara
Awalnya, jalan tol ini dikenal dengan tol atas laut Bali. Orang pun ada yang menyebutnya jalan tol Nusa Dua-Nugrah Rai-Benoa karena menghubungkan ketiga daerah tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusukan 2 nama untuk tol tersebut ke Presiden SBY. Dua nama itu adalah Soekarno Hatta dan Bali Mandara.
Fakta 4 —> Ada jalur sepeda motornya
Ini merupakan jalan di atas laut pertama yang memiliki jalur khusus motor. Motor disediakan jalur khusus sebelah kiri – kanan bahu jalan dan dikenakan tarif Rp 4.000 sekali masuk. Kecepatan motor yang melaju di tol ini ditetapkan 25 km/jam – 40 km/jam.
Fakta 5 —> Dipasang CCTV dan alat pemantau angin selama 24 jam
Karena dibangun di atas perairan, tol ini riskan terhadap besarnya kecepatan angin. Oleh karena itu, dipasanglah alat pengukur kecepatan angin di setiap gerbang tol (Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa). Jika kecepatan angin mencapai 40 km atau lebih, jalan tol ditutup sementara untuk menghindari resiko kecelakaan. Tak hanya itu, CCTV 24 jam siap memantau pergerakan kendaraan jika sewaktu-waktu ada kendaraan yang mogok. Jasa Marga pun menyediakan derek gratis.
# Pemotongan gigi #
Upacara potong gigi adalah lontar Kala Pati,kala tattwa,Semaradhana,dan sang Hyang Yama.dalam lontar kala Pati disebutkan bahwa potong gigi sebagai tanda perubahan status seseorang menjadi manusia sejati yaitu manusia yang berbudi dan suci sehingga kelak di kemudian hari bila meniggal dunia sang roh dapat bertemu dengan para leluhur di sorga Loka.Lontar Kala tattwa menyebutkan bahwa Bathara Kala sebagai putra Dewa Siwa dengan Dewi Uma tidak bisa bertemu dengan ayahnya di sorga sebelum taringnya
dipotong.Oleh karena itu, manusia hendaknya menuruti jejak Bathara kala agar rohnya dapat bertemu dengan roh leluhur di sorga.dalamlontar Semaradhana disebutkan bahwa Bethara Gana sebagai putra Dewa Siwa yang lain dapat mengalahkan raksasa NIlarudraka yang menyerang sorgaloka dengan menggunakan potongan taringnya.
Selain itu disebutkan bahwa Bethara Gana lahir dari Dewi Uma setelah Dewa Siwa dibangunkan Dari tapa semadhinya oleh Dewa Semara (Asmara) namun kemudian Dewa Siwa menghukum Dewa Semara bersama istrinya, Dewi Ratih,dengan membakarnya sampai menjadi abu.kemudian menyebarkan abu tersebut ke dunia dan mengutuk manusia agar tidak bisa hidup tanpa brepasangan (laki-perempuan) dalam suami istri.Dalam lontar Sang Hyang yama disebutkan bahwa upacara potong gigi boleh dilaksanakan bila naka sudah menginjak dewasa, ditandai dengan menstruasi untuk wanita dan suara yang membesar untuk pria.Biasanya hal ini muncul di kala usia 14 tahun.
Komentar
Posting Komentar